RAMBUT GIMBAL DIENG
Di zaman yang moderen ini rambut juga menjadi tren mode yang selalu mengikuti perkembangan zaman, banyak orang mengubah gaya rambutnya seperti halnya rambut gimbal ynag jugga diidentikan dengan musick Reggae ini, banyak orang menghabiskan uangnya demi berpenampilan bak Bob Marley musisi Reggae asal Jamaica.
Namun Lain halnya dengan Fenomena Rambut Gimbal yang ada di Dieng, jika orang perlu ke salon untuk menggimbalkan rambutnya di Dieng lain Rambut Gimbal yang ada pada anak-anak ini tumbuh secara alami dan fenomena ini juga sangat kental dengan mitos yang mengatakan bawa anat tersebut merupaka titisan Eyang Agung Kaladate yaitu Leluhur Masyarakat dieng.
KEMUNCULAN RAMBUT GIMBAL DIENG
Ada 2 macam versi yang mengungkapkan dari mana asal mula rambut ini bisa muncul yang kebanyakan dari anak di bawah 17 tahun yang kemunculanya memang tidak sejak Ia lahir melainkan jika sudah menginjak usia anak-anak atau sekitar 8 tahun.
Versi #1
Versi pertama adalah versi mitos yang mengatakan bahwa anak berambut gimbal tersebut merupakan titisan Eyang Agung Kaladate dan Nini Roce yang merupakan leluhur masyarakat Dieng.
Versi ini mengatakan bahwa dilunya kononmEyang Agung Kaladate tidak akan pernah mandi ataupun mencuci rambutna hingga masyarakat Dieng kala itu menjad makmur. Mitos ini hingga sampai saat ini masih sangat diercayai oleh masyarakat setempat dan karena fenomena dan kepercayaan masyarakat setempat inilah pengelola wisata Dieng menyelengarakan festival tahunan yang diberi nama Dieng Culture Festival yang sampai saat ini sudah sangat terkenal hingga mancanegara.
Tujuan Dieng Culture Festival ini sebenarnya adalah untuk melakanakan pemotongan rambut gimbal yang tidak boleh dilakukan secara sembarangan melainkan harus melewati serangkaian upacara adat agar tidak membawa petaka bagi keluarga dan juga anak tersebut kelak.
Versi #2
Versi ke-2 adalah versi keiluan yang mengatakan bahwa adanya rambut gimbal yang tumbuh rata-rata pada anak berusia 8 tahun ini muncul akibat adanya gas belerang yang memang sangat banyak di Dataran tinggi Dieng, dikatakan pula bahwa pada saat ibu mereka mengandung Ibu si bayi terlalu banyak menghirup belerang sehungga gent atau anak yang dilahirkan menjadi tidak sempurna atau memiliki kekurangan, sehingga anak tersebut mempunyai rambut yang gimbal.
Dieng yang terletak pada ketinggian 2.093 mdpl ini memang memiliki banyak kawah yang masih aktif dan menyemburkan belerang yang kawah-kawah tersebut saat ini banyak dimanfaatkan untuk rekreasi atau di jadikan sebagai tempat wisata oleh pengelola tetempat.
Namun versi ini juga masih belum bisa dibuktikan sepenuhnya dan masih banyak kalangan yang meragukannya.
Pada awal kemunculanya suhu tubuh anak biasanya akan mengalami kenaikan yang tinggi namun biasanya suhu tubuh ini akan turun dengan sendirinya nantinya tanpa harus diobati oleh dokter. Setelah suhu tubuh turun. rambut gimbal ini kemudian akan muncul namun dengan waktu yang tidak bisa diprediksi kadang ketika anak tersebut baru bangun tidur, ataupun malam hari ketika menjelang tidur, helai rambut anak tersebut satu per satu akan mulai menyatu dan rambut ini tidak bisa dipisahkan kembali meskipun mengunakan sisir.
MITOS YANG BERKEMBANG MENGENAI RAMBUT GIMBAL DIENG
Rambut gimbal ini dipercayai oleh masyarakat setempat akan membawa berkah kesuksesan bagi anak tersebut dan keluarganya kelak. Karena inilah masyarakat setempat sangat memperlakukan anak-anak tersebu dengan sangat istiewa dibanding anak lain dengan kondisi normal.
Masyarakat setempat juga mempercayai bahwa permintaan dari bocah berambut gimbal bukanlah permintaan mereka melainkan permintaan dari sang dewa, sehingga apapun permintaan dari si anak pasti akan dituruti oleh orang tuanya.
Karena perlakuan istimewa inilah yang memunculkan julukan "Raja Dan Ratu Tanpa Mahkota" namun hal ini tidak sepenuhnya baik untuk si anak yang kemudian cenderung menjadi sangat nakal, manja dan juga keras kepala. Namun ada juga anak gimbai dieng dengan watak yang suka menyediri dan masyarakat mempercayai bahwa Ia sedang berintraksi dengan teman gaibnya.
Dari Fenomena Iilah muncul trasdisi pada masyarakat Dieng yaitu tradisi "Ruwatan Rambut Gembel " yang secara turun temurung terus diwariska hingga sekaran ini dan menjadi salah satu dari sekian banyak kebudayaan masyarakat Dieng.
Ruwatan rambut gimbal ini juga termasuk dalam agenda Dieng Culture Festival yang diadakan di tiap tahun yang biasanya berlokasi di Kompleks Candi Arjuna.
Entah darimana datangnya rambut gimbal ini ataupun bagaimanapun caranya yang jelas ini merupakan anugerah dari kebesaran tuhan dan ini juga merupakan kekayaan budaya Indonesia yang kita wajib bangga akan ini dan melestarikanya agar tidak punah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar